Cari Artikel

Rabu, 22 Februari 2017

KONDISI YANG TIDAK MENGGUGURKAN KEWAJIBAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID KETIKA HUJAN


ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ



💧KONDISI YANG TIDAK MENGGUGURKAN KEWAJIBAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID KETIKA HUJAN

📝Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

Perkataan pengarang Zadul Mustaqni'(atau gangguan berupa hujan atau lumpur)
Ini adalah jenis kesepuluh yang termasuk udzur meninggalkan shalat Jumat dan shalat berjamaah, sehingga apabila khawatir gangguan berupa hujan atau lumpur yakni jika langit sedang turun hujan dan ketika seseorang keluar shalat Jumat atau berjamaah terganggu dengan hujan, maka dia mendapat udzur.
Gangguan hujan itu akan menyusahkannya berupa basahnya baju, dinginnya udara, atau yang selainnya. Demikian pula jika dia khawatir terganggu dengan lumpur, sedangkan dulu manusia pada generasi yang pertama (shahabat), mereka terganggu dengan lumpur, karena pasar berlumpur, maka ketika turun hujan pada pasar, terdapat lumpur dan kondisi yang licin di dalamnya, sehingga seseorang merasa berat untuk datang ke masjid. Maka apabila terjadi kondisi seperti ini, maka dia mendapat udzur.

☝Adapun di masa kita sekarang, maka lumpur tidak menjadi gangguan karenanya, karena pasar sudah beraspal dan tidak berlumpur dan biasanya disana Anda dapati pada sebagian tempat yang rendah hujan terkumpul, dan dengan kondisi ini seseorang tidak terganggu pakaiannya maupun kedua kakinya, Maka udzur seperti kondisi ini hanyalah ada ketika hujan turun dan ketika hujan berhenti tidak ada udzur, namun pada sebagian desa yang tidak beraspal, udzur tersebut ada. Oleh karena itu dulu muadzdzin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengumandangkan adzan pada malam hari yang dingin dan turun hujan dengan ucapan:( "Ingatlah, shalatlah kalian di rumah").

Dan dipahami dari penulis Zadul Mustaqni' (atau udzur berupa hujan) bahwasannya apabila tidak terganggu dengan hujan karena hujan gerimis, maka tidak ada udzur baginya, bahkan wajib atasnya datang shalat berjamaah dan kesusahan ringan yang menimpanya, maka dia diberi pahala atasnya.

📚Syarhul Mumti'

📱📡AL-UKHUWWAH


📁http://bit.ly/Al-Ukhuwwah

🇸🇦

قال الشيخ ابن عثيمين : ” قوله : ( أو أذى بمطر أو وحل ) وهذا نوع عاشر من أعذار ترك الجمعة والجماعة ، فإذا خاف الأذى بمطر أو وحل ، أي : إذا كانت السماء تمطر ، وإذا خرج للجمعة أو الجماعة تأذى بالمطر فهو معذور .

والأذية بالمطر أن يتأذى في بل ثيابه أو ببرودة الجو ، أو ما أشبه ذلك ، وكذلك لو خاف التأذي بوحل ، وكان الناس في الأول يعانون من الوحل ؛ لأن الأسواق طين فإذا نزل عليها المطر حصل فيها الوحل والزلق ، فيتعب الإنسان في الحضور إلى المسجد ، فإذا حصل هذا فهو معذور ، وأما في وقتنا الحاضر فإن الوحل لا يحصل به تأذ ؛ لأن الأسواق مزفتة ، وليس فيها طين ، وغاية ما هنالك أن تجد في بعض المواضع المنخفضة مطرا متجمعا ، وهذا لا يتأذى به الإنسان لا بثيابه ولا بقدميه ، فالعذر في مثل هذه الحال إنما يكون بنزول المطر فإذا توقف المطر فلا عذر ، لكن في بعض القرى التي لم تزفت يكون العذر موجودا ، ولهذا كان منادي الرسول صلى الله عليه وسلم ينادي في الليلة الباردة أو المطيرة : ( ألا صلوا في الرحال ) .

وفهم من قوله : ( أو أذى بمطر ) أنه إذا لم يتأذ به بأن كان مطرا خفيفا ، فإنه لا عذر له ، بل يجب عليه الحضور ، وما أصابه من المشقة اليسيرة ، فإنه يثاب عليها ” 

Channel Telegram ll http://bit.ly/gemadarussunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar